Langsung ke konten utama

Libur Sekolah (CUMA 4 hari apa 4 hari MEMANG?)

 


Hai. Maaf minggu lalu gue gak posting. Gak ada ide.
Bukan curhat, cuma sharing. Bedanya apa? Beda lah.
Ok, happy reading!

Libur beberapa hari ini cukup membosankan buat gue. Tapi di sekolah pun membosankan. Emang hidup gue membosankan. -_- 

Sebenernya gue bingung, harus seneng apa sedih? Libur ini sebenarnya cuma 4 hari atau 4 hari memang? Sebentar apa lama?

Kenapa sebentar? Iyalah, 4 hari, gak cukup buat main game, nonton TV, nonton videonya Kevin, ngerjain tugas kimia dan agama yang ribet itu. Kenapa lama? Iyalah, 4 hari di rumah mulu, lama banget. Mau keluar, males. Aneh gue emang.

Kok gue jadi galau gini nulisnya? Ada apa? Apa karena gue ganti sampo? Atau karena tadi gue habis kesetrum Charger laptop? Entahlah.

Meskipun libur, gue gak bisa lepas tanggung jawab gue sebagai pelajar, yaitu belajar. Yah, meskipun waktu belajar dan main-main banyakan mainnya, yang penting dalam sehari gue megang buku pelajaran (dibaca juga kok, gak cuma dipegang). Tapi, akhir-akhir ini waktu belajar gue agak banyak, yaa itu semacam dorongan untuk memenangkan beberapa taruhan.

Gak terlalu sering berinteraksi dengan orang-orang sekitar secara langsung, gue mah gitu orangnya (mulai alay). Paling seperlunya doang, yah bisa dibilang kuper. Gue ngerasa lebih bisa berpikir kalo sendiri, kalo ngobrol sama temen omongan gue kadang suka ngawur, otak gue nge-blank gitu. Tapi, gue tau kok itu bukan hal yang baik buat masa depan, jadi gue belajar buat lebih santai dalam bergaul. Santai disini maksudnya gak minder gitu. But, it’s okay. It’s me. Itu proses belajar gue.

Karena gue kuper, apa yang gue lakukan saat libur sekolah? Yah, paling nonton, main game, belajar, denger musik, main fb, ngelamun, pokoknya aktivitas para jomblo-lah. Miris banget, udah kuper, jomblo lagi. Gila, gue curhat?

Berhubung medsos gue cuma facebook, kenapa? Karena hp gue jelek dan gue juga males mainnya. Jadi yang gue liat tiap hari yaa status orang-orang itu. Ada sih yang memotivasi, tapi lebih banyak yang buat gue pengen muntah. Tapi, ya udah lah ya, yang nulis mereka, kenapa gue yang sebel, salah gue juga, kenapa gue baca? Gue juga pernah sih, nulis beberapa status kalo perasaan gue emang bener-bener butuh penyaluran (gue kan kuper, mending gue nulis daripada ngomong), yaa mudah-mudahan orang yang baca gak pengen muntah.

Liburan ini, gue juga banyak baca tulisan-tulisan para blogger, baik yang awam kayak gue atau yang udah profesional. Sedikit banyak gue belajar dari mereka. Semakin banyak pengalaman, bakalan semakin banyak ide buat nulis. Biasanya gue kebanyakan mikir, tapi sekarang gue lagi belajar buat bertindak lebih cepat. Biar pengalaman  gue lebih banyak, biar postingnya rutin tiap minggu. Meskipun nulis bukan prioritas gue, tapi 'dia' sudah masuk dalam daftar hobi gue.

Kesimpulannya, syukurin aja apa yang ada. Buat yang bilang libur 4 hari itu cuma sebentar, masih untung bulan ini ada libur selain hari minggu. Buat yang bilang libur empat hari itu lama, sekolah mulu lo gak capek?

Nyambung gak sih gue?

Ya udah lah ya. Mudah-mudahan lo bisa ngambil hal positif dari tulisan gue, kalo kata temen gue Dela, “Cuma orang suci” yang bisa lihat hal positif dari tulisan gue. Pastiin kalo lo orang suci ya sob, :D
Sampai jumpa  minggu depan.


Salam lauk
Ayu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanah Rantau

Bulan April datang Siapa paham itu hari malang Api menjalar waktu siang Semua lenyap tinggal ampas arang Perlahan-lahan makin jelas Tanah rantau memang keras Hidup di bangunan orang Bisa dirampas kala petang Gelap jadi makin pekat Tidak ada tawa di waktu padam Tidak ada cerita di waktu sunyi Hanya tangis, semua hilang Dinding kokoh jadi rapuh Di bawah kelabu makin jadi abu Runtuh ditinggal pergi jauh Tinggal puing ingatan semu Tempat dimana pernah ada kita anak-anak kecil yang bermain bersama Saya kembali Tapi hanya seorang diri
Yang Ku Sebut Rumah Yang ku sebut rumah, ternyata tidak disini Terlalu membutakan hingga lupa ini hanyalah tempat persinggahan Katanya seperti suatu siang yang terik dengan kehausan di tengah padang pasir Cukup seteguk air lalu pergi, tidak demikian Serakah itu sifat manusia, perihal tak terbantahkan Cukup bukan tanda kepuasan, itu menyiratkan kekurangan dengan artian lebih Sebuah tempat sementara pun dengan kemauan di jadikan selamanya Serakah. Serakah. Itu juga diriku hendak memeluk gunung dengan lengan pendek. Lupa dimana yang ku sebut rumah Disini atau disana. Jawabnnya jelas namun diakhiri tanda tanya Sebab rasa ini lebih rapuh untuk yang tak nampak dan tanya itu mengungkapkan sebuah keyakinan Buta. Tak ingin melihat. Sudah terlanjur salah untuk yakini kebenaran Rumah bukan disini. Ini hanya tempat yang ambigu. Ingin pulang namun takut meninggalkan kemewahan terlalu dini Takut pulang dengan penyiksaan menanti di batas penghujung hari Leb...

Anak- Anak Negeri, Dari Timur Kami Berbicara

Mereka butuh tuntunan bukan tuntutan Bukan pula pukulan hanya pengertian Sebab kita punya hati bukan untuk menyakiti Mereka adalah anak-anak saya, di sana saya dipanggil ibu guru. Walaupun di awal jumpa kami saya telah memperkenalkan diri sebagai seorang kakak. Mungkin kebiasan di sekolah telah menobatkan saya sebagai seorang ibu guru. Dan itu cukup membanggakan untuk saya pribadi. Seiring berjalanya waktu, rasa itu tumbuh. Rasa untuk disayangi dan menyayangi. Mereka anak yang baik namun tidak benar-benar baik menyuarakan suara hati. Saat mereka bermain dan lupa akan waktu, sebuah teriakan peringatan atau sesekali sebuah pensil melayang di kepala. Mungkin mereka akan belajar, meraka salah sebab terlalu beribut dan nakal. Tapi ingat mereka juga akan belajar saat orang nakal mereka akan berteriak atau memukul untuk memberi pelajaran. Yah kita pernah di posisi itu, hanya mengikuti apa yang diperintahkan dan meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Mereka masih kecil un...