Langsung ke konten utama

PUASA



Bumi berputar cepet amat..

Sekarang gue harus nulis diblog lagi, lagi, lagi, dan lagi. Mungkin ini belum jadi rutinitas gue,makanya gue kewalahan harus cari ide apa. Otak gue gak mau kalah sama bumi yang berputar. Maka gue dapat ide  bulan ini adalah bulan dimana semua muslim menahan diri dari makanan dan minuman serta hal” yang dapat membatalkan puasa dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
 jadi temanya puasa.

Karena bumi berotasi terbilang cepat

Puasa tahun ini bertepatan dengan hari libur kenaikan kelas. Jadi,gue puasanya dirumah aja. Beda sama tahun tahun yang lalu, kalau puasa gue di sekolah. Puasa di sekolah itu, harus nahan berbagai cobaan. Mulai dari godaan teman-teman terkutuk. Belum puasa aja, mereka udah planning buat puasa gue batal. Jadi, untuk tahun ini puasa gue merasa aman dari cobaan teman-teman gue yang kesurupan setan. Tapi, kalau puasa dirumah gue ngerasa siput jalannya lebih cepat dari pada jarum jam. Gue liatin ini siput udah naik turun dinding 2 kali. Ini jarum jam didinding gak mau jalan-jalan.yah iyalah yang gue liat jam yang udah rusak. Hahahaha gue bercanda!!!

Menurut gue puasa dirumah itu lebih berat daripada di sekolah. Kalau yang setuju,angkat upil loh ke udara. Kenapa gue bilang begitu, dirumah kerjaan cuma duduk liatin jam. Liat jam 09:15, nonton Tv dulu. Liat lagi ke jam 09:30, ini jam apa karet, masuk kamar tidur. liat jam 10:42, tidur lagi kemudian bangun berharap udah jam 3 sore. Liatin jam lagi eh ternyata pukul 16:15. Gue senang karena bentar lagi buka puasa. Negok ke dapur, belum ada makanan. Ini buka puasanya minum air putih, apa?. Ehh, tenyata adek gue si didin yang kurang kerjaan, putar-putar jarum jam. Ternyata,baru jam 12:28.

Dengan rela hati, gue buka sosmed untuk menunggu azad buka puasa. Beharap idola gue,gak buat gue batal puasa. Namun, gak gue sangka ternyata di sosmed banyak gambar makanan. Sorry, iman gue kuat gak tergiur sama makanan. Gue lebih tergiur sama pic idola gue ketimbang makanan takjil ramadhan.

Buka sosmed aja nggak cukup buat penganjal kebosanan gue. Oleh karena itu, gue baca novel di wattpad. Emang sih di wattpad kaga ada gambar makanan atau pun pic idola yang menggangu keimanan gue.tapi, yang namanya baca novel pasti ada aja hal yang beraroma negatif. Untuk gue langsung tutup tuh wattpad sebelum gue batal puasa. Sekian cerita puasa pertama dihari kamis.

ada cita citata mau beli pulsa  gue belum cerita gimana waktu buka puasa. Waktu azad berkumandang, hati gue senang banget terutama perut gue. Yang udah menjerit minta makanan. Makan-nya juga banyak-banyak buat pesediaan besok puasa. Gak sadar kalau makan sejam berat badan gue nambah sekilo.

cara bertahan hidup selama puasa:
-kata penguat "puasa sebulan aja kok gak kuat! jomblo berahun-tahun aja kuat"
-berpikir positif lagi 29 hari lagi lebaran, kalo lebaran bisa makan sampai perut jebol
-tulis surat kpd YTH SCTV,RCTI,GLOBAL TV, TV ONE,dan lain-lain putarin azad magrib sebelum jam 6 dong.
-malam-nya begadang biar bisa tidur siang sampai magrib
-suntik es cendol ke perut
-sahur makanya sebaskom buat persediaan makanan selama puasa
-waktu imsak ikut daerah aceh
-waktu berbuka ikut daerah merauke.
Setelah baca postingan gue jangan lupa senyum yah, karena senyum manismu membuat semut-semut pada diabetes. Dan jangan lupa sekarang bumi lagi berputar.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanah Rantau

Bulan April datang Siapa paham itu hari malang Api menjalar waktu siang Semua lenyap tinggal ampas arang Perlahan-lahan makin jelas Tanah rantau memang keras Hidup di bangunan orang Bisa dirampas kala petang Gelap jadi makin pekat Tidak ada tawa di waktu padam Tidak ada cerita di waktu sunyi Hanya tangis, semua hilang Dinding kokoh jadi rapuh Di bawah kelabu makin jadi abu Runtuh ditinggal pergi jauh Tinggal puing ingatan semu Tempat dimana pernah ada kita anak-anak kecil yang bermain bersama Saya kembali Tapi hanya seorang diri
Yang Ku Sebut Rumah Yang ku sebut rumah, ternyata tidak disini Terlalu membutakan hingga lupa ini hanyalah tempat persinggahan Katanya seperti suatu siang yang terik dengan kehausan di tengah padang pasir Cukup seteguk air lalu pergi, tidak demikian Serakah itu sifat manusia, perihal tak terbantahkan Cukup bukan tanda kepuasan, itu menyiratkan kekurangan dengan artian lebih Sebuah tempat sementara pun dengan kemauan di jadikan selamanya Serakah. Serakah. Itu juga diriku hendak memeluk gunung dengan lengan pendek. Lupa dimana yang ku sebut rumah Disini atau disana. Jawabnnya jelas namun diakhiri tanda tanya Sebab rasa ini lebih rapuh untuk yang tak nampak dan tanya itu mengungkapkan sebuah keyakinan Buta. Tak ingin melihat. Sudah terlanjur salah untuk yakini kebenaran Rumah bukan disini. Ini hanya tempat yang ambigu. Ingin pulang namun takut meninggalkan kemewahan terlalu dini Takut pulang dengan penyiksaan menanti di batas penghujung hari Leb...

Anak- Anak Negeri, Dari Timur Kami Berbicara

Mereka butuh tuntunan bukan tuntutan Bukan pula pukulan hanya pengertian Sebab kita punya hati bukan untuk menyakiti Mereka adalah anak-anak saya, di sana saya dipanggil ibu guru. Walaupun di awal jumpa kami saya telah memperkenalkan diri sebagai seorang kakak. Mungkin kebiasan di sekolah telah menobatkan saya sebagai seorang ibu guru. Dan itu cukup membanggakan untuk saya pribadi. Seiring berjalanya waktu, rasa itu tumbuh. Rasa untuk disayangi dan menyayangi. Mereka anak yang baik namun tidak benar-benar baik menyuarakan suara hati. Saat mereka bermain dan lupa akan waktu, sebuah teriakan peringatan atau sesekali sebuah pensil melayang di kepala. Mungkin mereka akan belajar, meraka salah sebab terlalu beribut dan nakal. Tapi ingat mereka juga akan belajar saat orang nakal mereka akan berteriak atau memukul untuk memberi pelajaran. Yah kita pernah di posisi itu, hanya mengikuti apa yang diperintahkan dan meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Mereka masih kecil un...