Langsung ke konten utama

TIME IS NOT MONEY






Good evening my lovely readers!
Sok inggris banget. Lo lagi bilang gitu kan? Hehe

Udah lama banget ya gue gak jenguk si bebek, kalo Nur masih setia ngasih makan si bebek pake tulisan dia.

Tadi siang gue baca buku pelajaran, tapi bukan materinya yang gue baca malah profil saintis, habisnya topik yang kayak gitu lebih menarik. Tau kan, weekend-nya jomblo kalo gak sama bantal ya sama buku.

Profil para saintis yang udah gue baca emang semuanya mengagumkan, tapi yang satu ini yang memotivasi gue. Benjamin Franklin.



Presiden Amerika ini hidup selama 84 tahun pada Abad ke-18. Gila! Dalam hidup manusia yang begitu singkat, dia bisa melakukan begitu banyak hal.

Lo tau gak? Pasti gak tau. Hehe bercanda.
Mr. Franklin ini adalah seorang jurnalis, penerbit, pengarang, filantrofis, abolisionis, pelayan masyarakat (pejabat), ilmuwan, diplomat, penemu, dan pemimpin revolusi Amerika.

Yang lebih keren lagi, dia adalah kepala kantor pos pertama di Amerika, pembuat “perpustakaan umum” pertama, dan orang pertama yang mengorganisasikan barisan pemadam kebakaran kota.

It’s awesome!

Dia pasti orang yang jago banget manage waktunya. Eh, ngomong soal waktu. Waktu adalah hal utama dalam hidup manusia, itu menurut gue.

Waktu BUKAN uang. Dia lebih penting dari itu.
Para koruptor boleh bilang ke rakyatnya, “I get your money, I get your money! Hahaha” Tapi rakyat juga bisa bilang, “It’s okay. But, lo udah buang waktu lo buat hal gak berguna. And you will die in the jail, and then you will go to the hell. It’s wonderful life for you! Hahaha”

Okay. Bodo amat sama para koruptor. Balik lagi soal waktu.

Buat pelajar, belajar maksimal itu tergantung dari cara ngatur waktu. Kesuksesan juga bergantung dari penataan diri sejak dini, itu tergantung dari waktu juga kan? Hal ini juga berlaku bagi profesi yang lain.

Gue termasuk pelajar yang belum bisa ngatur waktu, kalo ngatur uang jajan sih bisa, haha. Emang realitanya, manage waktu lebih susah daripada manage duit.

Btw, Benjamin Franklin punya banyak pekerjaan karena punya banyak keahlian meskipun gak mengenyam pendidikan yang tinggi. Dia belajar otodidak! Keren kan?

Tuh makanya, sekolah itu nyari ilmu, bukan nyari nilai tertulis atau gelar. Padahal gue salah satu orang yang sekolah buat dapet nilai tertulis. Hehe. Baiklah, gue bakal berubah. Gue bakal sekolah buat dapet gelar! -_- Sama aja itu mah.
 Serius deh, anggap aja nilai tertulis, gelar, dan pujian itu bonus.

Gue jadi pengen kayak Mr.Franklin yang punya banyak profesi. Nanti kalo udah lulus kuliah gue pengen jadi Arsitek yang bisa desain rumah gue sendiri, ngerangkep jadi polwan biar gak ditilang kalo lupa pake helm, kerja sampingan jadi desainer  biar style gue keren, nyari tambahan jadi dokter biar bisa nyuntik mati orang-orang yang buat gue sebel. Hehe bercanda.

Ingat! Sekolah buat nyari ilmu. Kalo sekolah harus belajar. Kalo belajar pasti dapet ilmu. Kalo dapet ilmu bisa lanjut sekolah. Kalo sekolah pasti dapet uang jajan. Lo bingung? Masa nggak sih? Gue yang nulis aja bingung.

Gue masih anak di bawah 17 tahun, belum banyak makan garam meskipun gue suka makanan asin, jadi ini bukan nasehat tapi cuma saran.

Jika benda kasat mata yang kita miliki hilang, seberapa berhargapun benda itu tetap ada kemungkinan untuk mendapatkannya kembali kalau kita yakin dan berusaha. Tapi, jika waktu (peluang) yang kita miliki hilang, sebesar apapun keyakinan dan usaha kita, dia tidak akan kembali.

This is our life. This life is about time.

So, jangan sia-siain waktu yang kita punya. Sedetik, semenit, berapapun dia tetap berharga.
Contohnya gue ni, yang suka nunda-nunda ngerjain PR, hehe rahasia ya. Nanti kalo waktunya udah mepet jadi buru-buru terus hasilnya gak maksimal, nilainya malah kacau deh.


Hidup manusia terlalu singkat untuk semua angan yang dia miliki. Bohong banget kalo lo gak punya ambisi apapun.


Next posting gue mau ngebahas profil beberapa ilmuwan yang punya kepribadian luar biasa. Gue jamin bakal bisa memotivasi. So, minggu depan dateng ke sini lagi ya!

Eh, lo masih males nyuci baju lo sendiri kan? Kalo iya, berarti kita sama, manusia yang kekurangan motivasi hidup.

Hey, kita mulai manfaatin sisa waktu yang kita punya yuk!
Sekarang!

Salam Laugh
Ayu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanah Rantau

Bulan April datang Siapa paham itu hari malang Api menjalar waktu siang Semua lenyap tinggal ampas arang Perlahan-lahan makin jelas Tanah rantau memang keras Hidup di bangunan orang Bisa dirampas kala petang Gelap jadi makin pekat Tidak ada tawa di waktu padam Tidak ada cerita di waktu sunyi Hanya tangis, semua hilang Dinding kokoh jadi rapuh Di bawah kelabu makin jadi abu Runtuh ditinggal pergi jauh Tinggal puing ingatan semu Tempat dimana pernah ada kita anak-anak kecil yang bermain bersama Saya kembali Tapi hanya seorang diri
Yang Ku Sebut Rumah Yang ku sebut rumah, ternyata tidak disini Terlalu membutakan hingga lupa ini hanyalah tempat persinggahan Katanya seperti suatu siang yang terik dengan kehausan di tengah padang pasir Cukup seteguk air lalu pergi, tidak demikian Serakah itu sifat manusia, perihal tak terbantahkan Cukup bukan tanda kepuasan, itu menyiratkan kekurangan dengan artian lebih Sebuah tempat sementara pun dengan kemauan di jadikan selamanya Serakah. Serakah. Itu juga diriku hendak memeluk gunung dengan lengan pendek. Lupa dimana yang ku sebut rumah Disini atau disana. Jawabnnya jelas namun diakhiri tanda tanya Sebab rasa ini lebih rapuh untuk yang tak nampak dan tanya itu mengungkapkan sebuah keyakinan Buta. Tak ingin melihat. Sudah terlanjur salah untuk yakini kebenaran Rumah bukan disini. Ini hanya tempat yang ambigu. Ingin pulang namun takut meninggalkan kemewahan terlalu dini Takut pulang dengan penyiksaan menanti di batas penghujung hari Leb...

Anak- Anak Negeri, Dari Timur Kami Berbicara

Mereka butuh tuntunan bukan tuntutan Bukan pula pukulan hanya pengertian Sebab kita punya hati bukan untuk menyakiti Mereka adalah anak-anak saya, di sana saya dipanggil ibu guru. Walaupun di awal jumpa kami saya telah memperkenalkan diri sebagai seorang kakak. Mungkin kebiasan di sekolah telah menobatkan saya sebagai seorang ibu guru. Dan itu cukup membanggakan untuk saya pribadi. Seiring berjalanya waktu, rasa itu tumbuh. Rasa untuk disayangi dan menyayangi. Mereka anak yang baik namun tidak benar-benar baik menyuarakan suara hati. Saat mereka bermain dan lupa akan waktu, sebuah teriakan peringatan atau sesekali sebuah pensil melayang di kepala. Mungkin mereka akan belajar, meraka salah sebab terlalu beribut dan nakal. Tapi ingat mereka juga akan belajar saat orang nakal mereka akan berteriak atau memukul untuk memberi pelajaran. Yah kita pernah di posisi itu, hanya mengikuti apa yang diperintahkan dan meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Mereka masih kecil un...