Yang
Ku Sebut Rumah
Yang
ku sebut rumah, ternyata tidak disini
Terlalu
membutakan hingga lupa ini hanyalah tempat persinggahan
Katanya
seperti suatu siang yang terik dengan kehausan di tengah padang pasir
Cukup
seteguk air lalu pergi, tidak demikian
Serakah
itu sifat manusia, perihal tak terbantahkan
Cukup
bukan tanda kepuasan, itu menyiratkan kekurangan dengan artian lebih
Sebuah
tempat sementara pun dengan kemauan di jadikan selamanya
Serakah.
Serakah. Itu juga diriku hendak memeluk gunung dengan lengan pendek.
Lupa
dimana yang ku sebut rumah
Disini
atau disana. Jawabnnya jelas namun diakhiri tanda tanya
Sebab
rasa ini lebih rapuh untuk yang tak nampak dan tanya itu mengungkapkan sebuah
keyakinan
Buta.
Tak ingin melihat. Sudah terlanjur salah untuk yakini kebenaran
Rumah
bukan disini. Ini hanya tempat yang ambigu.
Ingin
pulang namun takut meninggalkan kemewahan terlalu dini
Takut
pulang dengan penyiksaan menanti di batas penghujung hari
Lebih
baik tidak pulang dan itu bukan pilihan yang ditentukan hati
Hujan
membumi malam ini
Aku
dengan kelabu malam menutup untuk hari.
Oleh nr adh
Komentar
Posting Komentar